Jakarta, MediaSulteng.com – Biasanya, Presiden Jokowi berbicara yang manis-manis di acara hajatan TNI-Polri. Tapi, Selasa kemarin, Jokowi bicara keras. Jokowi marah banget karena mengetahui ada beberapa prajurit TNI menolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Adanya penolakan beberapa prajurit TNI atas pemindahan IKN ini disampaikan Jokowi saat berpidato dalam Rapimnas TNI-Polri Tahun 2022, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Acara ini dihadiri banyak pihak. Selain para pimpinan TNI-Polri, hadir juga Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Mahkamah Agung Muhammad Syarifuddin, dan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.
Jokowi tiba di lokasi pukul 09.00 WIB dengan mengenakan batik coklat. Kedatangan Jokowi disambut jajar kehormatan di selasar Plaza Mabes TNI.
Di awal pidatonya, Kepala Negara terlihat sumringah melihat kinerja TNI-Polri yang bagus. Terutama dalam hal penanganan bencana, penanganan pandemi Covid-19, hingga percepatan vaksinasi di seluruh daerah.
“Saya ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan, menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri atas kesungguhannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, termasuk di dalamnya menjalankan tugas-tugas kemanusiaan,” kata Jokowi.
Namun, setelah itu, nada bicara Panglima Tertinggi Angkatan Perang ini mulai meninggi. Sebab, dia melihat kedisiplinan prajurit TNI-Polri menurun. Padahal, mereka punya tanggung jawab untuk memberi contoh yang baik kepada masyarakat.
“TNI harus mulai berbenah. Yang namanya disiplin tentara, yang namanya disiplin di kepolisian, itu berbeda dengan masyarakat sipil, sangat beda sekali,” tegas Jokowi.
Saat bicara soal IKN, ucapan Jokowi semakin kencang. Apalagi ketika dia tahu isi percakapan di salah satu WhatsApp (WA) group TNI-Polri, ada prajurit yang menolak pemindahan IKN.
Karenanya, dia minta kepada Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk mendisiplinkan jajarannya.
“Juga hal-hal kecil, tapi harus mulai didisiplinkan di WA group. Saya melihat (percakapan) di WA group (TNI-Polri), karena di kalangan sendiri, (dianggap) boleh (menolak pemindahan IKN). Hati-hati!” tegas Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti, agar nada-nada sumbang beberapa prajurit mengenai IKN ini segera dihentikan.
“Kalau seperti itu diperbolehkan dan diteruskan, hati-hati! Misalnya, berbicara mengenai IKN, ‘nggak setuju, IKN apa’. (Pemindahan IKN) itu sudah diputuskan oleh Pemerintah dan sudah disetujui oleh DPR,” tegasnya lagi, dengan intonasi tinggi.
Ada juga WAG grup isinya postingan ceramah ustad radikal. Lalu Jokowi menyinggung istri-istri Tentara dan Polisi yang tergabung didalam Persit dan Bhayangkari yang suka ngundang penceramah radikal dalam pengajian ibu-ibu.
“Ibu-ibu tidak boleh itu memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi, sekali lagi di tentara dan polisi tidak boleh seperti itu, harus dikoordinir oleh kesatuan, hal- hal kecil makro dan mikro harus diurus juga, tau-tau mengundang penceramah radikal, hati-hati,” tekan Jokowi.